Jumat, 07 November 2014

Tugas Soft Skill - Masyarakat Kekotaan dan Masyarakat Kedesaan

Masyarakat Kekotaan dan Masyarakat Kedesaan

1.      Masyarakat Kekotaan
a)     Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia:
1.      Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2.      Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.      Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
b)    Pengertian Masyarakat Kekotaan dan Ciri-ciri Masyarakat Kota.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.      Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung padaorang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3.      Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.      Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5.       Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
6.      Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7.      Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

c)     Perbedaan Desa dan Kota 
Adapun beberapa Perbedaan Kota dan Desa yaitu:
1.     Jumlah dan kepadatan penduduk
2.     Lingkungan hidup
3.     Mata pencaharian
4.     Corak kehidupan sosial
5.      Stratifikasi sosial
6.      Mobilitas sosial
7.     Pola interaksi sosial
8.      Solidaritas sosial
9.     Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

d)    Hubungan Perbedaan Desa dan Kota
-          Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

-          Sebab-sebab Urbanisasi
o   Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
o   Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
- Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a)      Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
b)      Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c)       Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d)      Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e)      Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
- Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a)      Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b)      Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c)      Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d)     Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e)      Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut.
e)     Aspek Positif dan Negatif
a.     Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b.     Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat. 
c.      Kompetisi (Persiapan)
Dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d.     Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.



2.      Masyarakat Pedesaan
a.      Pengertian desa atau pedesaan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLLjdRktoPJVJOPdhEEPNSwLDDjDDWIOpPnhaSays_SRILpRgdIDE4hAAdNjHRE0-T46dLdWBdr0W_JBAFAtP4nw31XPkOFpygXDwTKOis9qXDjqGBV2UXbvW1gdwviC3vHJauMWlaOcY/s320/3.jpg

Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang sangat kuat yang hakekatnya.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.      Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.      Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.      Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.      masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2.      masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
·         masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
·         masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
b.      Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan.
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat In¬donesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.

c.       Kegiatan pada masyarakat Pedesaan
Program
a.  Program Prioritas
-.Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
- Program Pembinaan Pemrintahan Desa
- Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan
- Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)
- Program Pemberdayaan Pemerintahan Desa/Kelurahan
- Program Peningkatan Kelembagaan di Perdesaan
b. Program Rutin
-  Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
-  Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
-  Program Perencanaan Pembangunan Daerah
-  Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
-  Program Peningk. Pengemb. Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan
- Program Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran SKPD

 Kegiatan
a.  Kegiatan Indikatif dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat perdesaan, adalah :
1.      Pembinaan Lomba Desa/Kel.
2.      Pembinaan Lomba P2W-KSS, GSI dan BKB
3.      Pembinaan dan Pemantauan Bulan BhaktiKoordinasi dan Pendampingan
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat
b. Kegiatan Indikatif dalam Program Pembinaan Pemerintahan Desa, adalah :
1.      Pembinaan dan Pelantikan Kepala Desa dan BPD
2.      Pembinaan / Fasilitasi Administrasi Kepegawain Sekertaris Desa
3.      Pembinaan Administrasi Pemerintahan Desa / Workshop
4.      Peningkatan Desa menjadi Kelurahan
5.      Pengadaan Buku Profil Desa (Data Keluarga)
6.      Pembentukan Tim Pokja Profil Desa
7.      Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan ADD
8.      Pemetaan dan Penataan Batas Adm. Desa / Kelurahan
       c.   Kegiatan Indikatif dalam Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan, adalah :
1.      Pelatihan Pengelola Pasar Desa
2.      Pembinaan, Penguatan Kapasitas Lumbung Pangan
3.      Pembentukan BUMD/BUMKEL
      D. Kegiatan Indikatif Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna,
           adalah :
1.      Pembinaan Pameran Gelar TTG Tingkat Nasional
2.      Identifikasi jenis dan lokasi komoditas unggulan TTG
          Kegiatan Indikatif dalam Program Peningkatan Pemberdayaan Pemerintahan Desa dan
          Kelurahan, adalah :
1.      Biaya Operasional Pembinaan dan Pengendalian Batuan ADD
2.      Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat
3.      Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat dalam pendataan Profil Desa
d.      Sistem Nilai dan Budaya Petani indonesia
Kajian karakteristik sosial budaya masyarakat petani dalam percepatan adopsi dan alih teknologi diselenggarakan di empat kabupaten, yaitu. Kabupaten Sumenep mewakili etnis madura, Bojonegoro mewakili etnis jawa, Madiun mewakili etnis mataraman dan Banyuwangi mewakili etnis osing. Kajian dirancang dengan metoda survei dengan purposive sampling. Masing-masing daerah diambil 30 responden dan 10 informan kunci. Tujuan pengkajian untuk menentukan karakteristik sosial budaya masyarakat petani meliputi: faktor pendidikan, komunikasi, empati, orientasi ke masa depan, budaya gotong royong, dan sikap dalam percepatan proses adopsi dan alih teknologi pertanian di Jawa Timur. Data dianalisa dengan metode deskriptif, sedang pengujian hipotesis menggunakan “Korelasi Produck Moment dari Pearson. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa karakteristik sosial budaya masyarakat petani yang terkait dengan tingkat pendidikan dan sistem nilai, yaitu.: tingkat empati, orientasi ke masa depan, sikap pada inovasi, dan budaya gotong royong relatif tinggi untuk empat etnis. Akan tetapi karakteristik yang terkait dengan tingkat komunikasi dikategorikan pada tingkat rendah sehingga berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat adopsi petani di dalam inovasi, yang pada umumnya juga relatif rendah. Analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara karakteristik sosial budaya petani dengan sikap dan tingkat adopsi. Dengan diketahuinya karakteristik sosial budaya masyarakat petani etnis jawa, madura, osing dan etnis mataraman diharapkan proses adopsi dan difusi teknologi pertanian dapat dipercepat.




3.      URBANISASI (Dari Desa ke Kota)
a.      Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus berlangsung hingga saat ini.

Pengertian, Penyebab, Dampak Urbanisasi
Ilustrasi

b.      Sebab-sebab terjadinya urbanisasi

Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor Pendorong dari Desa:
  • Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
  • Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
  • Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
  • Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
  • Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
  • Upah kerja di desa rendah.
  • Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik dari Kota
  • Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
  • Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
  • Upah kerja tinggi.
  • Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
  • Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 

c.       Akibat akibat Urbanisasi
Urbanisasi selain berakibat terhadap daerah tujuan yaitu kota juga berakibat terhadap daerah asal yaitu desa. Secara ringkas akibat urbanisasi adalah sebagai berikut
1.      Berkurangnya tenaga kerja di desa
2.      Terbentuknya daerah suburban
3.      Terbentuknya daerah kumuh(slump)
4.      Meningkatnya tunakarya (gelandangan)

Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. 
Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
  • Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
  • Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
  • Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
  • Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
  • Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
  • Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
  • Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  • Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
  • Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
  • Timbulnya pengangguran.
  • Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
  • Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
  • Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.

d.Usaha Menanggulangi Urbanisasi
Melihat akibat sosial yang di timbulkan urbanisasi sangat kompleks, maka untuk menaggulangi urbanisai tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi harus lintas sektor  yang memerlukan perencanaan yang matang dalam waktu yang panjang. Cara menanggulangi urbanisasi adalah dengan cara sebagai berikut :
Ø  Lokal jangka pendek, Lokal jangka pendek di bagi lagi menjadi 5 cara yaitu:
1.      Perbaikan perekonomian pedesaan
2.      Pembersihan pemukiman kumuh
3.      Perbaikan pemukiman kumuh
4.      Memperluas lapangan kerja
5.      Membuka dam melaksanakan proyek perkotaan

Ø  Lokal jangka panjang
Salah satu cara untuk menanggulangi urbanisasi yang besar adalah dengan membuat master plan(rencana induk) kota yaitu suatu rumusan tindakan-tindakan yand dapat menjaga agar sejumlah faktor-faktor yang ada di di kota seperti pembangunan perumahan,lapangan kerja,taman kota,tempat rekreasi dan lain sebagainya dapat tumbuh secara bersamaan dan imbang. Master plan ini berjangka waktu yang panjang, dan setiap 5 atau 10 tahun sekali harus di revisi supaya menyesuaikan dengan keadaan.
Ø  Nasional jangka pendek
Selain cara di atas (local / sektoral) ada pula cara lain yaitu dengan cara nasional.Pemerintah dapat membuat peraturan perundang-undangan mengenail masalah migrasi.
Ø  Nasional jangka panjang
Di samping nasional jangka pendek, dapat juga dipakai pendekatan penanganan jangka panjang yang meliputi:
- Pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru.
- Membangun daerah dengan memusatkan perhatian pada pengembangan kota
              kota sedang dan kecil sebagai pusat pengembangan (growth centries) wilayah
              yang terutama bercorak pedesaan. Contoh : di bangunnya  Kota Satelit Bumi
              Serpong Damai (BSD) di Jakarta.
-  Mengendalikan industry di kota-kota besar, di samping mengendalikan
               urbanisasi, juga dapat mengendalikan pencemaran.


ü  Permasalahan yang biasa di alami oleh masyarakat desa dan kota.
1.      Masalah Polusi
Polusi yang memperburuk kualitas udara di daerah perkotaan. Menurut data BadanPusat Statistik pada 2004, di Indonesia jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya bertambah 12%. Peningkatan itu tentunya disertai dengan bertambahnya zat-zat pencemar  berbahaya yang tiap hari terpaksa dihirup oleh warga, seperti karbon monoksida (CO),hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NO).
2.      Masalah Air
            Masalah ketersediaan air minum dan sarana sanitasi. Lebih dari 100 juta rakyat diTanah Air misalnya masih kesulitan akses air minum yang aman. Sementara, lebih dari 70%dari 220 juta penduduk Indonesia masih tergantung pada sumber air yang terkontaminasi
3.      Masalah Penyakit
Berbagai jenis penyakit baik itu menular maupun tidak menular.
4.      Masalah Perubahan Gaya
            Perubahan gaya hidup. Seperti kurang olahraga, makan makanan tidak bergizi, danmerokok telah menjadikan penyakit degeneratif semakin banyak menyasar masyarakat perkotaan. Ironisnya, penyebaranpenyakit menular klasik seperti tuberkulosis (TB), diare,dan demam berdarah masih belum bisa dituntaskan penyebarannya.

ü  Jika Kalian tinggal didesa, apakah kalian ingin pindah kekota, jelaskan mengapa alasannya.
-          Ya, dan alasannya adalah Karna saya akan merasakan hidup didaerah kota itu gimana, dan saya ingin mencoba, Walaupun dikota lingkungannya berbeda dengan desa, Dan disanalah rata-rata orang perantau lebih sukses setidaknya ada usaha dan tekad.
-          Tidak, Karena didesalah saya dilahirkan dan disinilah saya akan berusaha menjadi orang yang bisa mengolah ditempat didesa ini, bagaimana saya bisa membuka lapangan kerja disini.


Referensi:
Utoyo, Bambang. 2006. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII SMA/MA Program IPS. Bandung: Setia Purna Inves.