Masyarakat
Kekotaan dan Masyarakat Kedesaan
1. Masyarakat
Kekotaan
a)
Pengertian
Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia:
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia:
1. Menurut
Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
4. Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di
dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
b)
Pengertian
Masyarakat Kekotaan dan Ciri-ciri Masyarakat Kota.
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan.
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota
pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
padaorang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.
3. Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi
berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
6. Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
7. Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
c)
Perbedaan
Desa dan Kota
Adapun beberapa Perbedaan Kota dan Desa yaitu:
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional
d) Hubungan Perbedaan Desa dan Kota
-
Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan
Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah
masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari
desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses
terjadinya masyarakat perkotaan.
-
Sebab-sebab Urbanisasi
o Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors)
o Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan
menetap dikota (pull factors)
- Hal – hal yang termasuk push factor antara
lain :
a)
Bertambahnya penduduk sehingga tidak
seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
b)
Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh
produk industri modern.
c)
Penduduk desa, terutama kaum muda,
merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu
cara hidup yang monoton.
d)
Didesa tidak banyak kesempatan untuk
menambah ilmu pengetahuan.
e)
Kegagalan panen yang disebabkan oleh
berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga
memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
- Hal – hal yang termasuk pull
factor antara lain :
a)
Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa
dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b)
Dikota lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c)
Pendidikan terutama pendidikan lanjutan,
lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d)
Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan
yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur
manusianya.
e)
Kota memberi kesempatan untuk
menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri
dari posisi sosial yang rendah.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial,
ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam
komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut.
e) Aspek Positif dan Negatif
a. Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang
dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam
masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap
hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara
terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak
sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat
banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang
sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan
gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b. Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan
(adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black
magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi
(pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi (Persiapan)
Dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai
sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa
positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan
usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya
yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau
berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal
ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat
bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli.Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
2. Masyarakat Pedesaan
a.
Pengertian desa atau pedesaan
Desa adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan
sendiri. Masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin
yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang
sangat kuat yang hakekatnya.
Adapun yang
menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan
3.
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari
pertanian
Tipe
Masyarakat
Dipandang
dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.
masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat
tawanan, dan lain-lain
2.
masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
·
masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi
dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan
darah atau keturunan
·
masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi
karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi
perekonomian, gereja dan sabagainya
b. Hakikat dan
Sifat Masyarakat Pedesaan.
Seperti
dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat In¬donesia lebih dari
80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat
pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh
orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat
yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk
melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan
pikir.
Maka tidak
jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut
pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh
ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah
terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan
dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban masyarakat itulah
yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang
harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.
Tetapi
sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam
gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat
pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
c. Kegiatan pada masyarakat Pedesaan
Program
a. Program Prioritas
-.Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
- Program Pembinaan Pemrintahan Desa
- Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan
- Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)
- Program Pemberdayaan Pemerintahan Desa/Kelurahan
- Program Peningkatan Kelembagaan di Perdesaan
b. Program Rutin
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Program Perencanaan Pembangunan Daerah
- Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
- Program Peningk. Pengemb. Sistem Pelaporan Capaian Kinerja &
Keuangan
- Program Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran SKPD
Kegiatan
a. Kegiatan Indikatif dalam Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat perdesaan, adalah :
1.
Pembinaan Lomba Desa/Kel.
2.
Pembinaan Lomba P2W-KSS, GSI dan BKB
3.
Pembinaan dan Pemantauan Bulan BhaktiKoordinasi dan
Pendampingan
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat
b. Kegiatan Indikatif dalam Program Pembinaan Pemerintahan Desa, adalah :
1. Pembinaan
dan Pelantikan Kepala Desa dan BPD
2. Pembinaan /
Fasilitasi Administrasi Kepegawain Sekertaris Desa
3. Pembinaan
Administrasi Pemerintahan Desa / Workshop
4. Peningkatan
Desa menjadi Kelurahan
5. Pengadaan
Buku Profil Desa (Data Keluarga)
6. Pembentukan
Tim Pokja Profil Desa
7. Monitoring
dan Evaluasi Pelaksanaan ADD
8. Pemetaan dan
Penataan Batas Adm. Desa / Kelurahan
c.
Kegiatan Indikatif dalam Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan, adalah
:
1. Pelatihan
Pengelola Pasar Desa
2. Pembinaan,
Penguatan Kapasitas Lumbung Pangan
3. Pembentukan
BUMD/BUMKEL
D. Kegiatan Indikatif Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi
Tepat Guna,
adalah :
adalah :
1. Pembinaan
Pameran Gelar TTG Tingkat Nasional
2. Identifikasi
jenis dan lokasi komoditas unggulan TTG
Kegiatan Indikatif dalam Program Peningkatan
Pemberdayaan Pemerintahan Desa dan
Kelurahan, adalah :
Kelurahan, adalah :
1. Biaya
Operasional Pembinaan dan Pengendalian Batuan ADD
2. Pelatihan
Kader Pemberdayaan Masyarakat
3. Pemberdayaan
Kelembagaan Masyarakat dalam pendataan Profil Desa
d.
Sistem Nilai
dan Budaya Petani indonesia
Kajian karakteristik sosial budaya
masyarakat petani dalam percepatan adopsi dan alih teknologi diselenggarakan di
empat kabupaten, yaitu. Kabupaten Sumenep mewakili etnis madura, Bojonegoro
mewakili etnis jawa, Madiun mewakili etnis mataraman dan Banyuwangi mewakili
etnis osing. Kajian dirancang dengan metoda survei dengan purposive sampling.
Masing-masing daerah diambil 30 responden dan 10 informan kunci. Tujuan
pengkajian untuk menentukan karakteristik sosial budaya masyarakat petani
meliputi: faktor pendidikan, komunikasi, empati, orientasi ke masa depan,
budaya gotong royong, dan sikap dalam percepatan proses adopsi dan alih
teknologi pertanian di Jawa Timur. Data dianalisa dengan metode deskriptif,
sedang pengujian hipotesis menggunakan “Korelasi Produck Moment dari Pearson.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa karakteristik sosial budaya
masyarakat petani yang terkait dengan tingkat pendidikan dan sistem nilai,
yaitu.: tingkat empati, orientasi ke masa depan, sikap pada inovasi, dan budaya
gotong royong relatif tinggi untuk empat etnis. Akan tetapi karakteristik yang
terkait dengan tingkat komunikasi dikategorikan pada tingkat rendah sehingga
berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat adopsi petani di dalam inovasi, yang pada
umumnya juga relatif rendah. Analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
positif antara karakteristik sosial budaya petani dengan sikap dan tingkat
adopsi. Dengan diketahuinya karakteristik sosial budaya masyarakat petani etnis
jawa, madura, osing dan etnis mataraman diharapkan proses adopsi dan difusi
teknologi pertanian dapat dipercepat.
3.
URBANISASI
(Dari Desa ke Kota)
a. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk
dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan
urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk dan desa
ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu Jakarta,
Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat menyangkut dua
aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus
berlangsung hingga saat ini.
b. Sebab-sebab
terjadinya urbanisasi
Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan
terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan
dan daya dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor
Pendorong dari Desa:
- Faktor pendorong dan desa yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
- Terbatasnya kesempatan kerja
atau lapangan kerja di desa.
- Tanah pertanian di desa banyak
yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
- Kehidupan pedesaan lebih
monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
- Fasilitas kehidupan kurang
tersedia dan tidak memadai.
- Upah kerja di desa rendah.
- Timbulnya bencana desa, seperti
banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik dari
Kota
- Faktor penarik dan kota yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
- Kesempatan kerja lebih banyak
dibandingkan dengan di desa.
- Upah kerja tinggi.
- Tersedia beragam fasilitas
kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi,
rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
- Kota sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
c.
Akibat akibat Urbanisasi
Urbanisasi
selain berakibat terhadap daerah tujuan yaitu kota juga berakibat terhadap
daerah asal yaitu desa. Secara ringkas akibat urbanisasi adalah sebagai berikut
1. Berkurangnya
tenaga kerja di desa
2. Terbentuknya
daerah suburban
3. Terbentuknya
daerah kumuh(slump)
4. Meningkatnya
tunakarya (gelandangan)
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil
dan negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni.
Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
- Meningkatnya kesejahteraan
penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
- Mendorong pembangunan desa
karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
- Bagi desa yang padat
penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
- Mengurangi jumlah pengangguran
di pedesaan.
Adapun dampak
negatif urbanisasi bagi desa
sebagai berikut:
- Desa kekurangan tenaga kerja
untuk mengolah pertanian.
- Perilaku yang tidak sesuai
dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
- Desa banyak kehilangan penduduk
yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota
terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi
kota sebagai berikut.
- Kota dapat memenuhi kebutuhan
akan tenaga kerja.
- Semakin banyaknya sumber daya
manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
- Timbulnya pengangguran.
- Munculnya tunawisma dan
gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
- Meningkatnya kemacetan lalu
lintas.
- Meningkatnya kejahatan,
pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
d.Usaha Menanggulangi Urbanisasi
Melihat
akibat sosial yang di timbulkan urbanisasi sangat kompleks, maka untuk
menaggulangi urbanisai tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi harus
lintas sektor yang memerlukan perencanaan yang matang dalam waktu yang
panjang. Cara menanggulangi urbanisasi adalah dengan cara sebagai berikut :
Ø Lokal jangka
pendek, Lokal jangka pendek di bagi lagi menjadi 5 cara yaitu:
1.
Perbaikan perekonomian pedesaan
2.
Pembersihan pemukiman kumuh
3.
Perbaikan pemukiman kumuh
4.
Memperluas lapangan kerja
5.
Membuka dam melaksanakan proyek perkotaan
Ø Lokal jangka
panjang
Salah satu
cara untuk menanggulangi urbanisasi yang besar adalah dengan membuat master
plan(rencana induk) kota yaitu suatu rumusan tindakan-tindakan yand dapat
menjaga agar sejumlah faktor-faktor yang ada di di kota seperti pembangunan
perumahan,lapangan kerja,taman kota,tempat rekreasi dan lain sebagainya dapat
tumbuh secara bersamaan dan imbang. Master plan ini berjangka
waktu yang panjang, dan setiap 5 atau 10 tahun sekali harus di revisi supaya
menyesuaikan dengan keadaan.
Ø Nasional
jangka pendek
Selain cara
di atas (local / sektoral) ada pula cara lain yaitu dengan cara
nasional.Pemerintah dapat membuat peraturan perundang-undangan mengenail
masalah migrasi.
Ø Nasional
jangka panjang
Di samping nasional jangka pendek, dapat juga dipakai
pendekatan penanganan jangka panjang yang meliputi:
- Pemencaran pembangunan kota dengan membangun
kota-kota baru.
- Membangun daerah dengan memusatkan perhatian pada
pengembangan kota
kota sedang dan kecil sebagai pusat pengembangan (growth centries) wilayah
yang terutama bercorak pedesaan. Contoh : di bangunnya Kota Satelit Bumi
Serpong Damai (BSD) di Jakarta.
kota sedang dan kecil sebagai pusat pengembangan (growth centries) wilayah
yang terutama bercorak pedesaan. Contoh : di bangunnya Kota Satelit Bumi
Serpong Damai (BSD) di Jakarta.
- Mengendalikan
industry di kota-kota besar, di samping mengendalikan
urbanisasi, juga dapat mengendalikan pencemaran.
urbanisasi, juga dapat mengendalikan pencemaran.
ü Permasalahan yang biasa di alami oleh masyarakat desa
dan kota.
1.
Masalah Polusi
Polusi yang memperburuk kualitas udara di
daerah perkotaan. Menurut data BadanPusat Statistik pada 2004, di Indonesia
jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya bertambah 12%. Peningkatan itu tentunya disertai dengan bertambahnya zat-zat pencemar berbahaya yang tiap hari terpaksa dihirup oleh warga, seperti karbon monoksida (CO),hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida
(NO).
2. Masalah Air
Masalah ketersediaan air minum dan sarana sanitasi. Lebih dari 100 juta rakyat diTanah Air misalnya masih kesulitan akses air minum yang aman. Sementara, lebih dari 70%dari 220 juta penduduk Indonesia masih tergantung pada sumber air yang terkontaminasi
Masalah ketersediaan air minum dan sarana sanitasi. Lebih dari 100 juta rakyat diTanah Air misalnya masih kesulitan akses air minum yang aman. Sementara, lebih dari 70%dari 220 juta penduduk Indonesia masih tergantung pada sumber air yang terkontaminasi
3.
Masalah Penyakit
Berbagai jenis penyakit baik itu menular maupun
tidak menular.
4.
Masalah
Perubahan Gaya
Perubahan gaya hidup.
Seperti kurang olahraga, makan makanan tidak bergizi, danmerokok telah
menjadikan penyakit degeneratif semakin banyak menyasar masyarakat perkotaan. Ironisnya, penyebaranpenyakit menular klasik seperti tuberkulosis (TB), diare,dan demam berdarah
masih belum bisa dituntaskan penyebarannya.
ü
Jika Kalian tinggal didesa, apakah kalian ingin pindah
kekota, jelaskan mengapa alasannya.
-
Ya, dan alasannya adalah Karna saya
akan merasakan hidup didaerah kota itu gimana, dan saya ingin mencoba, Walaupun
dikota lingkungannya berbeda dengan desa, Dan disanalah rata-rata orang
perantau lebih sukses setidaknya ada usaha dan tekad.
-
Tidak, Karena didesalah saya
dilahirkan dan disinilah saya akan berusaha menjadi orang yang bisa mengolah
ditempat didesa ini, bagaimana saya bisa membuka lapangan kerja disini.
Referensi:
Utoyo, Bambang. 2006. Geografi: Membuka
Cakrawala Dunia untuk Kelas XII SMA/MA Program IPS. Bandung: Setia Purna Inves.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar